CONTOH SILABUS FISIKA
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
|
I
|
|
I.
|
PENDAHULUAN
|
1
|
A. Rasional
|
1
|
|
B.
Kompetensi
Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
|
1
|
|
C. Kompetensi Setelah
Mempelajari Fisika di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
|
3
|
|
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum
Fisika Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
|
3
|
|
E. Pembelajaran dan Penilaian
|
8
|
|
F.
Kontekstualisasi Pembelajaran Fisika Sesuai dengan Kondisi Lingkungan
dan Peserta Didik
|
9
|
|
II.
|
KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
11
|
A. Kelas X
|
11
|
|
B. Kelas XI
|
16
|
|
C. Kelas XII
|
22
|
I.
PENDAHULUAN
A.
Rasional
Saat
ini kita berada pada abad 21 yang ditandai
dengan perkembangan teknologi
yang pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu landasan penting
dalam pembangunan bangsa. Pembelajaran
sains diharapkan dapat menghantarkan peserta didik
memenuhi kemampuan abad 21. Berikut kemampuan yang diperlukan pada abad
21, yaitu:
1) keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan mampu menyelesaikan
masalah, kreatif dan inovatif, serta mampu
berkomunikasi
dan berkolaborasi; 2) terampil untuk menggunakan media,
teknologi, informasi dan komunikasi (TIK); 3) kemampuan untuk menjalani
kehidupan dan karir, meliputi kemampuan beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri,
memiliki kemampuan sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa
kepemimpinan, dan tanggung jawab.
Silabus
ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar
penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan
substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain,
dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable); bermakna (meaningfull); dan bermanfaat untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan
pendidikan peserta didik.
Silabus
ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan
pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus
mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan
yang dirancang berbasis aktifitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif
dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai
dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus
ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta
didik.
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dibelajarkan
sejak SD/MI hingga SMA/MA. Pada jenjang SD/MI Kelas I, II, dan III (kelas rendah) muatan sains
diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) Ilmu Pengetahuan Alam menjadi mata pelajaran yang
berdiri sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs menerapkan pembelajaran
sains terpadu. Di tingkat SMA/MA Ilmu Pengetahuan Alam
disajikan sebagai mata pelajaran yang spesifik yang terbagi dalam mata
pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi.
Setelah
mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sejak Sekolah Dasar, lulusan
pendidikan dasar dan menengah akan memperoleh kecakapan untuk:
·
menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
potensi proses dan produk sains;
·
memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains
melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika, Kimia dan Biologi;
·
membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang
tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;
·
mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal
yang bersifat ilmiah;
·
menyelesaikan masalah yang dihadapi lulusan dalam kehidupannya, terutama
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan
ilmiah;
·
mengenali dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan umat
manusia, seperti permasalahan ketersediaan pangan, kesehatan, pemberantasan
penyakit, dan lingkungan hidup.
·
memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan teknologi
dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan bagi
dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Kompetensi kerja ilmiah (penyelidikan) untuk
setiap jenjang ditunjukkan dalam Gambar 2.
Gambar 1. Penjejangan Kerja Ilmiah pada Satuan Pendidikan
C.
Kompetensi Setelah Mempelajari Fisika di Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Setelah
peserta didik mengikuti pembelajaran Fisika di SMA/MA diharapkan memiliki kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
sebagai berikut.
·
menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
potensi proses dan produk fisika;
·
memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains
melalui bidang-bidang Fisika;
·
membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang
tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Fisika;
·
mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal
yang bersifat ilmiah;
·
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama memilih di
antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan ilmiah;
·
mengenali dan menghargai peran Fisika dalam memecahkan permasalahan umat
manusia; dan
·
memahami dampak dari perkembangan Fisika terhadap perkembangan teknologi
dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan bagi
dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
D.
Kerangka
Pengembangan Kurikulum Fisika Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Pengembangan Kurikulum
Fisika SMA/MA dilakukan dalam rangka mencapai dimensi kompetensi pengetahuan,
kerja ilmiah, serta sikap ilmiah sebagai perilaku sehari-hari dalam berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan dan pemanfaatan teknologi, seperti yang tergambar pada Gambar 3. berikut.
Gambar 2. Kerangka Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 3. di atas menunjukkan
bahwa peserta didik mampu menerapkan kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam yang
dipelajari di sekolah menjadi perilaku dalam kehidupan masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar.
Kerangka pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu
Pengetahuan Alam mengacu pada Kompetensi Inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi
KD secara vertikal dan horizontal. Organisasi vertikal KD berupa keterkaitan KD
antar kelas harus memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi
horizontal berupa keterkaitan antara KD suatu mata pelajaran dengan KD mata
pelajaran lain dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat. Pengembangan kompetensi dasar berdasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal). Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai KI.
Kompetensi Inti terdiri dari 4 (empat) aspek, yaitu: KI-1
(sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 pengetahuan, dan KI-4
(keterampilan). KD Sikap Spiritual dan KD Sikap Sosial pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam tidak dirumuskan, tetapi hasil pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) dari pengetahuan dan
keterampilan, sehingga perlu direncanakan pengembangannya. KI-3 pengetahuan dan
KI-4 keterampilan dirinci lebih lanjut dalam KD
mata pelajaran. Pengembangan KD tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi
Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi,
lingkup materi, psikopedagogi. Namun demikian, perumusan KD harus mengacu ke
Kompetensi Inti. Kompetensi Inti di SMA/MA Kelas X, XI, dan XII disajikan pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel
1.
Peta Kompetensi Inti SMA/MA
Kelas X
|
Kelas XI
|
Kelas XII
|
KI-1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
|
KI-1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
|
KI-1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
|
KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
|
KI-3: Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prose-dural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk
memecahkan masalah.
|
KI-3: Memahami,
menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanu-siaan, kebangsaan, kenega-raan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
|
KI 4: Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
|
KI 4: Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
|
KI 4: Mengolah,
menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
|
Kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan
dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik
lebih lanjut.
Ruang lingkup materi Ilmu Pengetahuan Alam
untuk setiap jenjang pendidikan ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Ruang Lingkup Materi Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang Lingkup
|
Ruang lingkup materi Ilmu Pengetahuan
Alam pada Jenjang
|
|||
SD/MI I-III
|
SD/MI IV-VI
|
SMP/MTs
|
SMA/MA
|
|
Kerja Ilmiah dan Kesela-matan Kerja
|
Mengajukan
pertanyaan, memprediksi , melakukan pengamatan, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan mengomuni-kasikan hasil percobaan
|
Mengajukan
pertanyaan, memprediksi, melakukan
percobaan, mengumpulkan dan mengolah
data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil percobaan
|
Merumuskan masalah, memprediksi, melakukan percobaan,
mengumpulkan data secara akurat,
mengolah data secara sistematis, menarik kesimpulan, mengomunikasikan hasil percobaan
secara lisan maupun tertulis
|
Merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, menentukan variabel, merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data
secara sistematis, menarik kesimpulan, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
|
Makh-luk Hidup
dan Sistem Kehidupan
|
Bagian tubuh manusia dan
perawatan-nya
Makhluk hidup di sekitarnya
(ciri, bagian, cara peme-liharaan)
|
Gejala alam, lingkungan,
tumbuhan, hewan, dan manusia secara makro
|
Gejala alam, lingkungan dan perubahannya, tumbuhan, hewan, dan manusia
secara mikro
|
Obyek biologi Meliputi 5 Kingdom
Tingkat Organisasi Kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, sistem
organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer)
Ragam persoalan biologi (keanekaragaman makhluk hdup, makhluk hidup dan
lingkungan, struktur dadn fungsi, regulasi, genetika, evolusi, dan
bioteknologi)
|
Energi dan Perubahan-nya
|
Sumber dan Bentuk Energi
|
Gaya dan Gerak
Sumber Energi
Bunyi
Cahaya
Sumber Daya Alam
Suhu, Kalor, dan Perpindahan
Kalor
Rangkaian Listrik Sederhana dan
Sifat Magnet
|
Gerak dan Gaya
Usaha (kerja) dan Pesawat
Sederhana
Tekanan
Gelombang dan Optik
Kelistrikan dan Kemagnetan
Teknologi ramah lingkungan
|
Mekanika
Termodiamika
Gelombang dan Optik
Listrik Statis dan Dinamik
Arus Bolak-balik
Fisika Modern
Teknologi Digital
|
Materi dan Perubahan-nya
|
Ciri benda
Wujud benda
|
Perubahan Wujud
Penggolongan Materi
|
Penggolongan dan Perubahan
materi
Zat Aditif dan Adiktif
Partikel Materi
|
Komposisi, Struktur, dan Sifat (Rumus
Kimia, Struktur Atom, Ikatan Kimia, dan Tabel Periodik Unsur)
Transformasi (Rekasi Kimia,
Persamaan Kimia, Hukum-hukum Dasar Kimia, Stoikiometri, Asam, Basa, dan
Larutan)
Dinamika (Laju Reaksi,
Kesetimbangan Kimia, Sifat Koligatif)
Energitika (Termokimia,
Elektrokimia)
Terapan Kimia/Isu Kimia
(Senyawa Karbon, Senyawa Anorganik)
|
Bumi dan Anta- riksa
|
Siang
dan Malam
Perubahan
Cuaca dan Musim
|
Tata Surya
Bumi, Bulan, dan Matahari
|
Lapisan Bumi
Tata Surya
|
Gerak Planet dalam Tata Surya
|
Sains, Lingku-ngan, Teknolo-gi,
dan Masya-rakat
|
Dampak Perubahan Musim terhadap
Kegiatan Sehari-hari
|
Lingkungan dan Kesehatan
Perawatan Tumbuhan
Sumber Daya Alam
|
Pemanasan Global
Teknologi Ramah Lingkungan
Tanah
|
Pemanasan Global dan Dampaknya
bagi Kehidupan dan Lingkungan
Energi Alternatif
|
Dalam konteks mata pelajaran Fisika SMA, kurikulum Fisika
SMA mencakup rencana pengaturan materi pelajaran Fisika, dan cara pembelajaran Fisika
untuk mencapai kompetensi. Rencana pengaturan umum diwujudkan dalam bentuk
silabus pembelajaran Fisika, sedangkan rencana pengaturan yang lebih detil
diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Fisika.
Penyusunan RPP Fisika merupakan tugas dan kewenangan guru, dengan mengacu pada
silabus, buku guru, buku siswa, sumber belajar yang tersedia, serta
karakteristik peserta didiknya.
Ruang lingkup mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dipelajari dari jenjang SD, SMP dan SMA. Materi
Fisika yang dipelajari pada jenjang SD berbasis tema dan fenomena Fisika
sederhana, pada jenjang SMP berbasis fenomena Fisika dengan pendekatan
kualitatif, sedangkan pada jenjang SMA berbasis fenomena Fisika dengan
pendekatan kuantitatif. Penjabaran materi Fisika ditunjukkan pada Tabel 2.
Ruang lingkup mata pelajaran Fisika pada jenjang SMA dijabarkan
ke dalam peta materi Fisika setiap kelas sebagaimana ditampilkan pada tabel 4.
Tabel 4. Peta
Materi Fisika
Ruang Lingkup Materi Fisika SMA
Kerja ilmiah dan keselamatan kerja,
terintegrasi dengan seluruh materi, Mekanika, Termodinamika, Gelombang Optik,
Listrik dan Magnet, Fisika Modern, dan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan
Masyarakat
|
||
Kelas X
|
Kelas XI
|
Kelas XII
|
· Hakikat Fisika dan
Prosedur Ilmiah
· Pengukuran
· Gerak Lurus,
· Hukum-hukum Newton
· Usaha (Kerja) dan Energi
· Momentum, Impuls dan Tumbukan
· Gerak Harmonis
|
·
Kesetimbangan
·
Dinamika Rotasi
·
Hukum Hooke
·
·
Suhu, Kalor, dan Perpindahan
Kalor
·
Teori Kinetik Gas
dan Termodinamika
·
Gelombang, Bunyi,
dan Cahaya
·
Alat-alat Optik
·
Gejala Pemanasan Global
|
· Listrik Statis dan Dinamis
· Medan Magnetik dan Induksi Elektromagnetik
· Arus Bolak-balik
· Radiasi Elektromagnetik
· Teori Relativitas
· Fenomena Kuantum
· Inti Atom
· Teknologi Digital
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar